Pernah
dengar ada orang bersumpah
seperti ini “ kalo kita
ketemu untuk kedua kalinya
berarti kita jodoh” ? aneh ya ada yang
sok menentukan takdir
gitu padahal jodoh sudah
diatur sama yang diatas, sudah
pasti tidak akan ketuker dan tak akan kemana – mana. Tetapi
cerita dibawah ini ngotot
kalau bisa saja
bersumpah seperti itu menganggap
kalau pertemuan kedua itu jawaban dari
Tuhan bahwa itu
jodohnya. Lah kalau
memang diharuskan untuk ketemu gimana? Ya sudah lah kita biarkan saja cerita ini
menjelaskannya
Di pagi yang
cerah membekaskan embun di daun – daun aku
berlari – lari mengejar
angkot yang nangkring
dihalte dan siap untuk
berangkat.Untungnya sebelum sang sopir
menginjak gas aku
sudah duduk dengan
anggun di bangku panjang.
Si kenek pun naik berdiri
di depan pintu sambil mencari
penumpang dipinggir jalan dan tidak stop ngomong
“ dalam… dalammm…” maksudnya ini
angkot akan jalan
teus kedalam jalan
Dewantara sampai ke sekolahnya
aku. Angkot masuk sampai
ke dalam memang
sedikit dan ini angkot
yang pas dengan aku, pas waktunya
gak terlalu telat dan tidak kepagian, pas cepatnya angkot ini memang ngebut
gila, pas sampainya walau kadang
jam perginya 2 menit sebelum pintu
pagar sekolah dikunci tetapi
aku tidak pernah telat angkot ini
selalu menyesuaikan jam sekolahku.
Aku sudah klep naik angkot ini selama 2 tahun. Kenapa
aku jadi certain
angkot ini? karena
ke-lucky-an aku untuk hari ini
ditentukan disini. Seperti suatu
hari aku masuk angkot lalu kecedot
pintu, itu sakit banget tapi
malunya nauzubillah apalagi didalam ada kakak kelas aku
yang ketawa ngeliat
aku yang kesakitan
ya ampun itu malu sampai sekarang , setelah itu di kelas
aku malah kena
sial aku di suruh ngerjain
soal fisika disepan kelas, ya
ampun maksud soalnya
aja aku ga ngerti ngehitung
kecepatan orang ngeloncat
dari monas yang
aku bingung kenapa
orang itu mau loncat dari monas KENAPA?? Kelamaan mikr
didepan aku jadi
kena marah didepan
kelas dan aku
jadi di hokum ngerjai
soal lebih banyak dan
lebih aneh, sepulang sekolah
aku pulang dengan Heni
teman baikku yang
rela nebengi aku
balik tiap hari tanpa
syarat tetapi hari
ini dia tumbennya minta
aku yang ngedarai motor ya aku
santai aja apa
susahnya ngendarai motor
teman tetapi ntah mengapa
nasib sial ini waktu
aku yang ngendarai ini motor.
RAZIA!!! Iya razia
saat aku yang ngendarai motor ini
yang memang ga punya motor tetapi
pernah belajar ngendarainya iseng
waktu SMP dulu dan masih
bisa sampai sekarang, Pak Polisi tua
memberhentikan kami dengan cara
yang laki
“Permisi bisa
liat surat – suratnya mbak” polisi itu dengan galak
“saya gak
bawa surat – suratan saya gak
sakit jadi gak kirim surat” nge-les aku
Dari belakang Heni
menjolak aku mungkin dia
malu
“STNK dan SIM nya mbak”
“Oh, ini
bukan motor saya motor dia” aku
menunjuk Heni di belakang
yang lagi tegangnya minta ampun
“Eh ini Pak”
Heni nunjuki STNK nya
“Kamu mana
SIM-nya? “ Polisi kembali menghadap ke
aku dengan datar
“Kan dia
yang punya motor”
“Kan kamu yang bawa motor ini” Polisi itu
kembali menunjuk aku dengan datar
“Pak saya
gak punya motor, mana mungkin saya ada SIM, saya nebeng dan kebetulan hari ini
saya yang ngendarai motor ini”
“Kalau gak
ada SIM kenapa ngendarai motor, tau
aturan kan”
“tau pakai helm, hidupkan lampu”
“SIM juga”
“Kan ga
keliatan” ini lah akhir pembicaraan yang tegang ini menurut Heni. Dan akhirnya
aku ditilang dan STNK Heni ditahan,
aku benar – benar gak enak dengannya
Ini lah kisah sialnya aku dan setiap ada kejadian
tidak mengenakkan dalam sehari an
selalu diawali di angkot. Dan disitulah aku berpikir kalau kejadian
tidak enak di angkot bertanda
hari itu adalah hari sial dan aku harus menghindar hal – hal yang
berbahaya.
Kembali di angkot di pagi yang cerah, aku masih merasa aman disini dan
yakin gak akan terjadi apa – apa
hari ini. dan hari ini ujian pasti sukses hari ini
Dan benar
aku sukses ujiannya, ujian bahasa indonesianya lancar pernah
sekali diangkot aku
hampir mau muntah ntah kenapa begitu dan sepertinya pertanda dan benar
saja ujian fisika ku benar – benar hancur dan satu soal pun gak terjawab
hanya soalnya saja yang ku tulis dan
Diketahui nya dan itu pun ternyata salah.
Aku pulang
dengan senang gembira loncat sana
sini joget sana sini dan meluk sana sini karena teman aku Yika lagi ulang tahun jadi kami ngerayainya
ramai ria dan aku yang paling suka ngeramai. Dan ada berita yang
menghebohkan Yika yang OKA (orang
kaya) ngajak kami sekelas ke puncak villa keluarganya. Wow aku yang dulu ngacung tangan bilang “Mauuu” aku
memang selalu keliatan rakus tapi coba saja kalau aku ngga angkat tangan pasti
yang lain sibuk diskusi dulu dan nunggu aku. Ya iyalah aku kan pusat
keramaian :D
Pulang
sekolah aku langsung packing sambil minta izin, syukurnya Ibu ngizini dan Ayah
karena ga ada di rumah jadi urusan ibu itu. Aku
pergi dengan angkot ke rumah Yika dan di angkot aku anteng – anteng
aja malah makin senang. Pertanda
ini akan jadi weekend yang
asyik.
Di puncak
yang sejuk dan indah. Aku bisa lihat lampu – lampu di bawah seperti lihat bintang. Kami semua ngerayai ulang tahun Yika dengan barbeque
dan karokean bareng. Aku yang ingin
minuman hangat jadi ingin bandrek, aku mengajak Heni mencari bandrek, berjalan
sambil menghirup udara sejuk ingin lama – lama disini…