Selasa, 08 Mei 2012

cepatan 1 jam lbh ok drpd tlat 1 mnt, hidup ini biasa, sabar itu kta kerja

pokoknya aku harus nulis..apapun lah tulisannya ntah itu cerita apa cuma sampah pokoknya aku harus nulis
hati yang tak tenang ini harus disterilkan (apalah ini) dengan tulis..
mungkin karena sters tak berjudul ini aku jadi tak tenang tapi apa gunanya kalau terlalu dihyati...pokoknya aku nulis aja

sudah lama aku disini, sudah satu jam yang lalu,, mau mati nunggu nya tapi dia gak telat aku lah yang kecepatan satu jam. aku mengukur waktu terlalu cepat. diperjalanan 1 jam tapi itu kalau lagi ramai bukan saat pagi yang hanya ada mobil sampah.  Janjianya jam 8 teng karena perjalanan 1 jam kalau aku pergi jam 7 takutnya telat walau hanya 1 menit tapi aku tidak mau telat, jam 8 teng yang jam 8 teng ga lewat-lewat.
jam 8 kurang 5 menit si dia datang ga bawa apa-apa (memang seharusnya begitu).

"wah udah lam ya?" kata dia saat ingin duduk
"iya sekitar 1 jam yang lalu" aku jawab dengan sesantai mungkin berusaha menghilangkan wajah terbosan
"wah lama banget kamu disini, kok bisa?" dia terkejut tanpa ekspresi
"iya daripada telat"
"wah aku telat ya" dia lihat jam tak percaya
"enggak kecepatan malah"

aku diam dan dia diam, rumput pun ikut diam (tapi yang nulis dak diam-diam kenapa ya?). hidup tanpa topik itu hampa sehampa isi tas ku sekarang bukan hatiku lho!!. dia lah yang buka mulut duluan tapi yang ia tanyakan
"kamu kenapa terlalu cepat tadi?" masih disitu-situ aja pembicaraanya
"tadi udah kujelasi ke penulisnya tanyai aja langsung" si dia bertanya pada yang nulis lalu ngaguk2 tanpa ekpresi. "ga papa lah kalo telat sedikit2, pergi terlalu pagi itu juga bahaya"
"lebih baik kecepatan satu jam daripada telat 1 menit"
"hmm iya juga ya tapi kalo memang gitu takut telat sms saja dulu ke aku jasi kamu ga telat"
"iya makasih sarannya"
diam lagi.. sebenarnya diam karena penulisnya ga tau mau ngomong apa ya mereka,,si penulis malah nulis diagram alir gores2an (apalah itu)
"yuk kita pergi kesana" akhirnya si dia ngajak juga
"ayuk" aku berkata tanpa ekspresi
kami sampai ditujuan dengan selamat sentosa.
"bu pesan seperti biasa dan ga biasa" kata si dia ga jelas
"saya yang biasa saja bu" kataku dengan wajah sabar terlalu sabar malah
"baik silahkan duduk ditempat biasa"
hidup ini memang biasa dan ga biasa saja
tau gak kalau aku dan si dia hanya janjian untuk sarapan bareng di warung nasi. setelah itu kami pulang ga ada senang dan kesannya menunggu 1 jam itu tapi ya itu aku sudah sarapan dan kenyang.
sabar itu bukan kata sifat deh kayaknya tapi kata kerja.. aku udah ngelakuin sabar nunggu dia tapi aku ga bersifat sabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar