Sabtu, 07 Juli 2012

Pertemuan kedua

assalamualaikum  bloger
aku dian dari jambi ingin bercerita yang di dapatkan dari jambi bukan sembarang jampi2
ingin ku jadikan dongeng kisah ini tapi sepertinya tidak cocok karena dongeng untuk anak - anak terlalu dewasalah rasanya kisah nan romantis ini.
Jingga gadis lucu dulunya sekarang jadi gadis bijaksana. dia adalah pengusaha wanitta yang masih muda.
Aster bujang keren dulunya sekarang bujang  bijaksana, dia adalah guru untuk semua anak - anak di kota nya.
Meraka pasangan kekasih sejak berani duduk berdua sambil bercerita dipinggir sungai yang nan indah. Mereka bertemu di tempat itu juga dengan cara saling lirik-melirik sampai cinta lah yang mendorong mereka berdua untuk bertemu tapi nanti untuk pertemuan kedua mereka bukan hanya cinta saja yang membantu.
Mereka sedang asyik memilih model undangan yang lucu – lucu. Aster asyik melihat..  Jingga yang asyik memilih dan memandang Aster. Itulah mereka lakukan setiap hari saling memandang sambil tersenyum tanpa bosan malah ingin terus dan terus entah apalah enaknya memandang lalu tersenyum tapi disitulah cinta mereka tak lebih dan tak kurang.
Aster tidak meminta Jingga menjadi pacarnya tapi menjadi istrinya 3 bulan yang lalu dengan berkenalan 2 minggu. Inikah yang namanya jodoh?
Undangan yang mereka pilih bermodel sederhana berwarna jingga dan ada bintang-bintangnya cocok sekali dengan mereka berdua jingga dan bintang. Yang paling istimewa mereka meminta di undangan tertulis tanggal 8 juli sabtu hanya tinggal 3 hari lagi. Setelah memilih undangan beres dan akan selesai besok dan akan langsung disebarkan oleh mereka berdua, mereka pergi lagi ke catering untuk mesan makanan lalu mereka mencari gedung dan pulang dengan keadaan masih tersenyum – senyum saat saling memandang.
Hari ini Jingga bangun dengan wajah tak seperti biasa ada kebahagian tapi ada rasa yang mengganggu entah rasa apa itu. Dia memakai pakaian saat pertama kali bertemu dengan Aster saat dia belum tahu pria itu lah akan jadi pendampingnya 2 hari lagi.
Hari ini Aster bangun dengan semangat sampai dia lupa kalau terlalu pagi untuk pergi mengantar undangan. Dia hari ini terlalu senang dan tidak sabaran untuk bertemu Jingga dan menunjukkan pakainanya hari ini persis pertama kali dia bertemu dengan Jingga, gadis yang membuat jantungnya berdetak kencang.
Aster dan Jingga sudah duduk di mobil. Jingga sibuk menulis nama – nama yang akan dia undang sambil melirik Aster dan Aster sibuk menyetir mobil sambil melirik Jingga. Saat mereka saling melirik mereka tersenyum seperti menujukkan cinta mereka. Tidak ada rayuan gombal didalam mobil itu mereka hanya berkata sedikit-sedikit tidak mau berlebihan.
Mereka sampai dirumah Kindah teman Aster mereka disana hanya 15 menit lalu pergi lagi sampai ada 20 undangan sudah mereka antar dan selebihnya mereka titipkan ke kantor pos berharap sore ini juga sudah sampai di tujuannya. Sudah jam 12 siang mereka beristirahat dimasjid lalu berlanjut lagi tanpa tahu ini akan ada cerita baru untuk mereka. Mobil yang digunakan Aster sudah tidak beres dari tadi pagi tapi karena memang sudah kesenangan jadi enak – enak aja dan akhirnya mobil itu semakin menjadi saja. Saat di jalan lintas yang penuh dengan truk Aster masih santai dengan nyetir mobil yang tidak santai. Tiba – tiba itu mobil ngebut sendiri dan remnya tidak berfungsi mulailah Aster panik dan berusaha tetap santai agar  Jingga tetap tenang. Dan akhirnya ia melihat ada mobil truk besar di depannya yang apabila bertabrakan pastilah hancur mobil ini maka ia belok kan setir mobil dengan kuat sambil berteriak “AllahuAkbar” dan berputarlah mobil dan bertabrakan dengan dinding rumah di pinggir jalan itu.
Detik itu juga cerita mereka berubah tapi tetap. Apa yang berubah dan apa yang tetap?
Aster  dirawat dirumah sakit, kakinya patah dan luka dikepala sangat parah kemungkinan ia terkena amnesia penyakit sinetron-sinetron. Keluarganya akan memindahkan Aster ke kerumah sakit luar negri dan melupakan pernikahan yang seharusnya dilaksanakan hari itu juga.
Jingga dirawat di rumah sakit, matanya buta karena terbentur di bagian dekat mata. Dia hanya melihat gelap dan tidak pernah meminta Aster bertemu dengannya dan tidak pernah bertanya “apakah jadi aku menikah dengan Aster?”. Dia pasrah dengan keadaannya. Keluarganya hanya mengatakan “Aster baik – baik saja kok dia sedang dirawat”.
Jingga gadis bijaksana dulunya sekarang jadi gadis pendiam. Dia adalah penunggu rumah yang paling setia kerjaannya hanya duduk didepan jendela berharap terdengar suara mobil Aster seperti 10 bulan yang lalu. Dan sorenya dia minta antar ke tepi sungai dan duduk disana sendiri berharap mata yang gelap ini dapat melihat Aster yang berdiri sambil meliriknya. Dia sedang terkena penyakit rindu yang sangat dahsyat. Kecelakaan itu tidak hanya membuatnya buta tapi juga psikisnya. Dia penuh dengan harapan tanpa mau mengubah harapan itu. SABAR lah yang membuatnya kuat dia yakin pasti Aster akan datang untuknya dimana pun dia sekarang. Jingga terlalu yakin Aster masih ingat janji mereka. Jangankan janji namanya saja Aster lupa, 6 bulan dia dirawat di rumah sakit luar negri untuk pengobatan kakinya tetapi ingatannya tidak bisa dikembalikan.
Aster bujang bijaksana dulunya sekarang jadi bujang pendiam. Dia adalah pria yang takut dengan mobil dan hanya bisa duduk di depan rumah setiap hari. Berusaha mengingat siapa dia dan ada apa dengannya. Sudah 4 bulan dia seperti orang tersesat. Untuk hari ini dia berani melangkah keluar rumah untuk mengingat – ingat lingkungannya.
Hari ini Aster jalan – jalan ke tepi sungai dan berdiri sambil melihat indahnya sungai yang tenang ini. Tempat ini nyaman sekali untuknya. Dia berjalan – jalan dan tidak sengaja melihat gadis kurus sedang memegang tongkat. Dia cantik dan jantung nya berdetak terasa aneh. Dia alihkan pandangannya dan berusaha sok sibuk biar tidak ketahuan kalau dia sedang memerhatikan gadis itu. Aster lama sekali berdiri di depan Jingga sambil sekali-kali melihat Jingga yang duduk dengan wajah datar. Aster pun bingung apa yang dilihat gadis ini dia hanya memandang lurus kosong.
Besoknya Aster tanpa sibuk muter-muter sungai itu lagi. Ia langsung berdiri didepan duduknya Jingga dan sibuk melirik – lirik gadis itu. Sampai 3 hari berturut – turut adegan ini diulang – ulang dan tetap saja tidak ada perubahan dari Jingga. Aster berusaha mendekat dan duduk di samping Jingga dia berjanji akan menunggu jingga pergi. Dan saat maghrib datang Jingga mengangkat tongkatnya dan berjalan sambil mendorong tongkatnya. Saat itulah hati Aster brdegup sangat kencang dan  terasa takut.
Saat tahu gadis itu buta dan kemungkinan gadis itu tidak tahu dengan keberadaan Aster. Aster hanya datang ke tepi sungai dan duduk di tempat gadis itu duduk entah sapa yang dulu akan datang  yang pasti mereka akan melihat dan merasakan matahari terbenam bersama-sama. Indahnya sungai Batanghari ini untuk sepasang kekasih yang seharusnya sudah bisa berpegang-pegangan sejak 10 bulan yang lalu
Tiap hari Aster duduk disebelah Jingga. Dia melirik Jingga tanpa tahu apa perasaan jingga. Sebenarnya sejak pertama kali Aster melihatnya Jantungnya pun ikut berdetak dan setelah itu jantungnya selalu berdetak dan merasakan hal yang aneh seperti ada orang yang merhatikannya tetapi ia tidak tahu karena sama sekali tidak ada suara maupun bau yang ia rasakan. Untuk detik ini pertama kalinya cinta itu datang kembali. Jingga untuk pertama kalinya memandang kesamping tepat memandang Aster yang sedang memandangnya juga dan untuk saat itu lah Aster tersenyum kepada gadis itu dan ada helaan napas dari senyum Aster yang membuat Jingga sadar ada orang disebelahnya entah mengapa dia jadi tersenyum. Kan sudah saya bilang cinta itu datang kembali dan unuk pertemuan kedua bukan hanya cinta yang mepertemukan mereka tetapi juga angin yang mendorong mereka untuk bersatu. BERUBAH keadaan mereka masing – masing dan TETAP lah mereka bersatu ini semua karena mereka SABAR.
Saya Dian. Wasalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar