Ya Allah pingin nangis rasanya, menginginkan sesuatu tetapi ada saja yang kurang dan malah tidak ada. Marah dan marah saja yang ada di otak ini. kesalnya kenapa jadi sulit dan kenapa aku jadi ngeluh disini. kalau boleh aku curhat saja jangan dibilang mengeluh karena tidak ada yang sia - sia kan?.
semuanya salah dimata aku sekarang kalau boleh rusak barang sudah ku banting semua benda di depan mata aku ini apalagi flasdisk najis ini. MUSUH ku malam ini. Ada yang bilang aku lebay marah - marah dan apalah. Cuma aku yang tahu kesalnya gimana, panasnya gimana, geregetnya gimana. Aku sedang berpikir keras bagaimana kesal ini hilang apa bakar rumah orang?, kendarain motor ngebut - ngebut lalu ketabrak dan lupa ingatan (sinetron) ? apa ngatain orang yang gak bersalah? apa tidur? Hah tidur saja pasti gak bisa tidur.. Aku sudah sangat malu salah satunya adalah posting ini dan banyak lagi yang sudah buat aku malu sendiri hari ini. Hilang semuanya
Sudahlah
Sabtu, 17 November 2012
Rabu, 14 November 2012
Surat Gila
ini lah surat dari ku untukku. surat gila saja sebutnya karena dariku,olehku dan untukku. aku mendapatkannya ketika sedang lemah dan berharap semuanya berubah menjadi zona "aman" yang jelas itu merugikan untukku
TERIMA KASIH
ESPRIT!!!
Dear Dian
Hai diriku yang malang ...
setiap hari kau terbangun dengan keluhan - keluhan yang tidak penting bukannya bersyukur atas nikmat yang luar biasa yang diberikan sang maha penyayang. keluhanmu itu berarti bila kau ingin hari mu menjadi musuhmu bukan sahabatmu. Bersyukur bukan saja hanya membuatmu tersenyum mengawali hari mu tetapi juga menghiasi hari mu yang indah dengan rasa syukur
Hai diriku yang malang ..
setiap hari kau merasa terayun - ayun oleh nikmat. Bukalah matamu lebar - lebar lihat apa nikmat itu. Kau bahkan sering lupa nikmat itu datang darimana sehingga nikmat mu menjadi kesombongan yang biadab, Astagfirullah.
Hai diriku yang malang ...
Setiap hari kau melangkah tanpa tahu langkah itu apa manfaatnya untukmu,untuk mereka dan untuk Allah. Kau melangkah seperti manusia yang tahu segala tempat dan penguasa segalanya. Seenaknya itulah yang kau mengerti bukan? seenaknya bersikap sehingga tidak kau sadari banyak sekali alasan kenapa kau itu "malang" karena sikap mu, seenaknya bicara sehingga apa yang keluar dari mulutmu adalah pisau yang tajam yang siap menusuk dirimu sendiri karena menyakitkan orang lain.
Hai diriku yang malang ..
Setiap hari kau berharap. Berharap mu adalah keegoisanmu. berharap yang hanya baik untukmu bukan orang lain. berharap nilai mu lebih baik dari oranglain, siapa yang akan mau membandingkan nilainya dengan orang yang "malang" sepertimu sebaik - bailnya diri mu pun belum tentu kau lebih baik dari orang lain. Berharap hari ini adalah hari keberuntunganmu tanpa berpikir setelah kau beruntung apa orang disekitarmu juga beruntung, apa keberuntungan itu memang baik untukmu atau kau hanya ingin senang - senang saja. Berharap punya segalanya tanpa berpikir segalanya itu ada yang lebih berharap bahkan bukan sekedar berharap tetapi sangat butuh dan kau tetap sibuk memikirkannya untukmu yang tidak tahu apa gunanya. Berharap semua lancar tanpa rintangan, semua tanpa masalah, lihat dirimu itu apa kehadiranmu buat masalah bagi orang lain apa kau adalah rintangan bagi orang lain jika iya apa tetap ingin hidup tanpa masalah dan kau adalah masalah bagi orang lain, masalah pun tak kau syukuri tetapi kau hidarkan untuk apa kau hindar., Jika kau ingin jadi "malang" tentu kau harus hindari masalah itu.
Hai diriku yang malang ...
Setiap hari kau berdoa. berdoa ini itu banyak sekali tetapi berapa kali kau mendoakan orang lain? kesuksesan orang lain, kemenangan oranglain, nilai baik untuk orang lain, kelancaran untuk orang lain, dan segalanya untuk orang lain. kenapa kau tidak mendoakan orang lain? karena kau takut kau dubawah orang lain dan kau saaanngggaatttt "malang" karena itu.
Hai diriku yang malang ...
Setiap hari bermimpi dunia bertepuk tangan untukmu. Hei kau itu hanya lah mikroba yang belum terlihat oleh dunia tapi lihat yang sudah kau lakukan setiap harinya belagak seperti dunia hanya untuk mu saja. Kau itu kecil Dian kecil sekali di dunia ini sekecil - kecilnya mikroba Bagaimana kau ingin dunia bertepuk tangan untukmu terlihat saja tidak.
Hai diriku yang tidak mau malang ...
ingatlah semua yang ada dihidupmu adalah amanah. jalankan segala amanah karena satu alasan Karena Allah, because Allah. Bukan karena ingin diagung-agungkan. Setiap hari adalah amanah dari sang pencipta untuk kita syukuri dan ikhlas. Mengeluh mungkin kebiasaan mu setiap waktu sampai kau lupa menulis ini saja kau juga mengeluh tetapi ingat lah setiap keluhan itu tak ada gunanya kecuali kau ganti dengan rasa syukur. Dian kau sendiri yang menulisnya dengan tangan mu sendiri di sore itu. Kata - kata terindah yang pernah kau buat. kau harus baca kertas itu setipa harinya atau mengingatnya. Apa pun yang kau dapatkan ingan keinginanmu itu, apapun yang telah hilang dari mu ingat keinginanmu itu BERSYUKUR
Ini lah surat dariku,untukku dan olehku tetapi manfaat dari surat ini semoga untuk kita semua.TERIMA KASIH
ESPRIT!!!
Selasa, 13 November 2012
saat kau tidak tahu untuk apalagi kau bernapas
bernapas lah dengan cepat
saat kau tidak tahu lagi untuk apa melangkah
melangkah lebih cepat
saat kau tidak tahu apa tujuan mu
carilah tempat untuk beristirahat
saat kau mulai bosan dengan hidupmu
lihatlah keskitarmu
saat kau tetap ingin mati
cobalah lihat senyum mu sendiri
saat kau ingin menangisi dirimu
lihatlah orang disekitarmu sedang tertawa
bernapas lah dengan cepat
saat kau tidak tahu lagi untuk apa melangkah
melangkah lebih cepat
saat kau tidak tahu apa tujuan mu
carilah tempat untuk beristirahat
saat kau mulai bosan dengan hidupmu
lihatlah keskitarmu
saat kau tetap ingin mati
cobalah lihat senyum mu sendiri
saat kau ingin menangisi dirimu
lihatlah orang disekitarmu sedang tertawa
Kamis, 08 November 2012
EPILOG
#15 bulan kemudian
Hari yang paling membahagiakan. paling paling paling dan paling istimewa. yang selalu ku tunggu-tunggu sejak keteme dia hehe, aku berdiri memakai pakaian yang aku desain sendiri dan setahun lah pembuatannya bukan karena salah jahit karena bukan aku yang jahit tetapi aku yang sibuk mencari desain mana yang perfect buat aku hari ini. gedung dengan decor yang aku impikan, wajah yang menurutku tercanrik hari ini dan yang buat paling, paling, paling dan paling itu orang disebelahku, kacamata tebalnya, wajah manisnya, kulit coklatnya dan rasa yang spesial untuknya. Ginda sangat ganteng lebih ganteng dengan yang 15 bulan lalu. dia sudah menjadi suamiku seminggu yang lalu dan hari resepsinya atau syukurannya lah.
Sudah giliran Arsil untuk memberi selamat (salaman) dan juga Difa atau Fira serta si kecil yang ganteng, imut dan unyu unyu banget. Jilo masih setengah tahun dan masih digendong, aku dipanggil bunda sama Jilo walau Jilo belum bisa bicara tetapi sudah diajarkan oleh ayah dan ibuk nya. Aku sudah dekat dengan anak Arsil dan Difa ini sejak lahir dia sudah dekat denganku sebenarnya aku yang membantu Difa melahirkan dan aku menjadi bidan dadakan. begini ceritanya
malam itu seperti biasa aku jalan - jalan ke mall untuk mencari properti pernikahanku dan kebetulan jalanan macet dan aku belok ke rumanh Arsil yang kebetulan juga dekat dengan mall. waktu datang mereka sedang ribut memberi nama untuk jagoan dalam perut Difa dan aku datang menambah keributan. aku ingin nama anak mereka Zero tohero karena aku senang dengan buku ini dan inginnya anak ini menjadi hero tetapi bapaknya marah besar dikira mereka penerbit buku. emaknya lebih marah dan ganti dengan Milov yang dari kata My Love, jadilah keributan Zero Tohero VS Milov dan bapaknya pun menengahi dan bilang namanya terlalu sok kebulean dan dia mau nya Kudin Darmawan dan dengan lantang Difa teriak "Tidaaaakkkkk tidakkk aduhhh" aku kira Difa marah dan tidak suka nama itu dan aku juga ikut teriak "Tidakkk itu nama gak keren, udinnn tidakkkk" dan difa terus berteriak ternyata dia sakit perut dan kami semua panik. Difa panik teriak "Anakkku mau keluar Milov mau keluar cepat cari bantuan", aku lari sana sini panik sambil ngomong " duhh zero to hero kamu pasti kuat tenang tante akan menyelamatkanmu" dan bapaknya lebih parah mengambil mikrofon di ruangan tv dan menghidupkannya dan seperti pengumuman di masjid memberitakan bahwa Kudin Daramawan sebentar lagi akan lahir. Tambah keras lah teriakkan Difa dan syukurnya Difa memberi kami petunjuk. Bawa dia ke mobil dan ke rumah sakit.
sialnya baru beberapa menit jalan kami sudah terjebak di kemacetan yang padat tidak bisa mundur, maju maupun keatas. Difa semakin teriak dan dia gak kuat lagi. Aku disebelahnya kebingungan. Arsil keluar dan mencari bantuan manatau ada polisi yang bisa mengawal mobilnya untuk keluar dari kemacetan seperti petinggi - petinggi negara itu.. Sudah sejam dan wajah Difa semakin pucat. aku yang hanya sekolah ekonomi saja dan belum pernah hamil bingung mau lakukan apa. Didalam mobil ada laptop dan aku membuka video orang melahirkan. Aku panggi Arsil yang sibuk lari sana lari sini kusurh dia beli kain, air, bak, gunting, peralatan P3K, dia pergi ke swalayan terdekat tidak lama dia datang tanpa ada ketinggalan dan anehnya tidak dikemas seperti nya dia lupa bayar. Kututup pintu dan jendela mobil dan Bismillah aku menjadi bidan dadakan. ternyata muda karena Zilo memang kebelet memang ingin keluar dan di mobil juga di adzankan. semua korban kemacetan keluar dari mobil dan menonton Zilo yang baru lahir. karena aku yang membantu Difa maka mereka dengan pasrah membiarkan aku yang ngasih nama Zilo Firdaus Habibillah. Dan aku yang pertama kali melihat wajah Zilo yang merah sambil menangis aku juga ikut menangis.
Arsil memang beruntung setelah pagi di FOUNDATION itu dia sudah resmi jadi calon suami Difa, sebulan kemudian mereka sudah mempersiapkan pernikahan dan memulai adat istiadat dan menikah lah mereka. dan sekarang sudah punya anak satu yang ganteng. aku mencintai mereka walau tidak ada ikatan keluarga dengan Difa dan Arsil adalah MANTAN suamiku tetapi mereka sudah keluarga untukku. Ginda bagaimana hubunganku dengannya?
10 bulan setelah kejadian pagi itu, baru aku tahu perasaannya. Dia memang biasa - biasa saja waktu ketemu aku di SMA tetapi biasa - biasa saja lebih berharga kan dari pada lupa dengan aku. dia tahu aku dan saat aku sering memandang dia, dia juga merasa begitu dan dia jadi perhatiin aku dan memang tidak ada yang tahu perasaannya.
Tengah malam Arsil datang dan memberi tahu aku cinta mati dengannya, dia hanya diam tanpa respon. Dia bingung sudah bertahun - tahun masa SMA lewat kok tetap cinta malah pake mati. dia pun mengerti saat Arsil menceritakan semua dan Ginda ingin mengenalku. MENGENALKU. arsil sungguh jahat dia janji ingin bawa ginda dan aku nikah dengannya hari itu juga tapi ternyata ginda datang hanya ingin mengenalku. Dia ajak aku bicara dan kami semakin dekat dan menurutku dia tidak suka aku dan menganggap hanya teman tetapi malam itu tiba dia datang dengan pakaian seperti pemulung jelek sekali bajunya tetapi wajahnya tetap ganteng. Dia dengan soknya bicara
"Maaf mbak saya ingin mencari sampah disini?"
"Cari aja di tong sampah depan, banyak sampah"
"diluar ga ada sampah yang saya maksud"
"Ginda apa apaan sih?"
"kok kamu tau?"
"ya iya"
"aku ganteng banget ya sampai jadi pemulung pun nnga cocok"
"cocok kok, cocok banget malah, mau ngapain sih?"
"Mencari sampah?"
"Sampah apa? sampah masyarakat?"
"Perasaan kamu yang sudah kamu buang bertahun - tahun tetapi tetap kamu simpan di dalam hati kamu"
"maksud kamu?"
"Cinta kamu ke aku, yang kamu buang tetapi kamu masih menginginkan sampah itu karena kamu tidak bisa hidup tanpanya"
"Hmmm sampah itu????"
"Ada dimana? boleh aku ambil dan aku bersihkan dan aku simpan di sini?" dia memandang mataku dan menunjuk jantungnya dennga telunjuknya. sungguh aku sangat jantungan dengan tingkahnya
"apa ada tempat untuk cinta itu selain disini?" dia kembali bicara aku bingung mau ngomong apa
"sampah itu tidak jadi sampah lagi dan sudah bersih, sudah wangi, sudah segar seperti baru bahkan lebih baru sejak malam ini detik ini" di depan rumah sebelah nya ada tong sampah tempat dia memanggilku bergaya seperti pemulung, hari tanggal yang aku lupa dan bintang yang menghias malam itu dan angin yang memperindah suaraku untuk menguapkan kata - kata itu
"aku cinta kamu Fitri"
"aku... aku juga kok hehe" jawaban yang kedengaran tidak romantis padahal ginda mengatakan 3 kata itu seperti mau iku perang
lalu dia buka isi tong sampah dorong nya. di dalamnya ada bunga - bunga warna warni cantik sekali dan ada kata "will you marry me?" oh tuhan dia sungguh gila romantisnya. cowok seperti ginda yang diajak bercanda aja garing dan selalu ingin serius bisa melakukan semua ini sungguh ini sangat romantis walau ngga ada lagu 'A thousand years" -nya tetapi ini sungguh romantis. liat matanya aja udah love love selangit
berbulan - bulan aku galau, menderita dengan harapan cinta dan menangis dalam hati akhirnya cinta pun terjawabkan aku menikah dengannya hari ini. dan mulai hari ini aku jadi Ibu Fitri Ginda. Ginda yang aku tahu aibnya waktu SD dari Arsil adalah suamiku, Ginda yang tidak naik kelas adalah Suamiku, Ginda yang anak akselerasi adalah suamiku, Ginda yang lulusan paris adalah suamiku, Ginda yang jadi pemulung teromantis dan terganteng adalah suamiku dan Ginda adalah jodohku. Aku menemukan jodohku di pernikahanku dan Arsil pun begitu
-BILA KAU MENCINTAI DIA KENAPA HARUS ORANG LAIN YANG KAU JADI KORBAN ATAS KEBOHONGAN CINTAMU-
-HANYA ORANG YANG BERANI MENCINTAI YANG PANTAS UNTUK DICINTAI- (tere_liye)
Hari yang paling membahagiakan. paling paling paling dan paling istimewa. yang selalu ku tunggu-tunggu sejak keteme dia hehe, aku berdiri memakai pakaian yang aku desain sendiri dan setahun lah pembuatannya bukan karena salah jahit karena bukan aku yang jahit tetapi aku yang sibuk mencari desain mana yang perfect buat aku hari ini. gedung dengan decor yang aku impikan, wajah yang menurutku tercanrik hari ini dan yang buat paling, paling, paling dan paling itu orang disebelahku, kacamata tebalnya, wajah manisnya, kulit coklatnya dan rasa yang spesial untuknya. Ginda sangat ganteng lebih ganteng dengan yang 15 bulan lalu. dia sudah menjadi suamiku seminggu yang lalu dan hari resepsinya atau syukurannya lah.
Sudah giliran Arsil untuk memberi selamat (salaman) dan juga Difa atau Fira serta si kecil yang ganteng, imut dan unyu unyu banget. Jilo masih setengah tahun dan masih digendong, aku dipanggil bunda sama Jilo walau Jilo belum bisa bicara tetapi sudah diajarkan oleh ayah dan ibuk nya. Aku sudah dekat dengan anak Arsil dan Difa ini sejak lahir dia sudah dekat denganku sebenarnya aku yang membantu Difa melahirkan dan aku menjadi bidan dadakan. begini ceritanya
malam itu seperti biasa aku jalan - jalan ke mall untuk mencari properti pernikahanku dan kebetulan jalanan macet dan aku belok ke rumanh Arsil yang kebetulan juga dekat dengan mall. waktu datang mereka sedang ribut memberi nama untuk jagoan dalam perut Difa dan aku datang menambah keributan. aku ingin nama anak mereka Zero tohero karena aku senang dengan buku ini dan inginnya anak ini menjadi hero tetapi bapaknya marah besar dikira mereka penerbit buku. emaknya lebih marah dan ganti dengan Milov yang dari kata My Love, jadilah keributan Zero Tohero VS Milov dan bapaknya pun menengahi dan bilang namanya terlalu sok kebulean dan dia mau nya Kudin Darmawan dan dengan lantang Difa teriak "Tidaaaakkkkk tidakkk aduhhh" aku kira Difa marah dan tidak suka nama itu dan aku juga ikut teriak "Tidakkk itu nama gak keren, udinnn tidakkkk" dan difa terus berteriak ternyata dia sakit perut dan kami semua panik. Difa panik teriak "Anakkku mau keluar Milov mau keluar cepat cari bantuan", aku lari sana sini panik sambil ngomong " duhh zero to hero kamu pasti kuat tenang tante akan menyelamatkanmu" dan bapaknya lebih parah mengambil mikrofon di ruangan tv dan menghidupkannya dan seperti pengumuman di masjid memberitakan bahwa Kudin Daramawan sebentar lagi akan lahir. Tambah keras lah teriakkan Difa dan syukurnya Difa memberi kami petunjuk. Bawa dia ke mobil dan ke rumah sakit.
sialnya baru beberapa menit jalan kami sudah terjebak di kemacetan yang padat tidak bisa mundur, maju maupun keatas. Difa semakin teriak dan dia gak kuat lagi. Aku disebelahnya kebingungan. Arsil keluar dan mencari bantuan manatau ada polisi yang bisa mengawal mobilnya untuk keluar dari kemacetan seperti petinggi - petinggi negara itu.. Sudah sejam dan wajah Difa semakin pucat. aku yang hanya sekolah ekonomi saja dan belum pernah hamil bingung mau lakukan apa. Didalam mobil ada laptop dan aku membuka video orang melahirkan. Aku panggi Arsil yang sibuk lari sana lari sini kusurh dia beli kain, air, bak, gunting, peralatan P3K, dia pergi ke swalayan terdekat tidak lama dia datang tanpa ada ketinggalan dan anehnya tidak dikemas seperti nya dia lupa bayar. Kututup pintu dan jendela mobil dan Bismillah aku menjadi bidan dadakan. ternyata muda karena Zilo memang kebelet memang ingin keluar dan di mobil juga di adzankan. semua korban kemacetan keluar dari mobil dan menonton Zilo yang baru lahir. karena aku yang membantu Difa maka mereka dengan pasrah membiarkan aku yang ngasih nama Zilo Firdaus Habibillah. Dan aku yang pertama kali melihat wajah Zilo yang merah sambil menangis aku juga ikut menangis.
Arsil memang beruntung setelah pagi di FOUNDATION itu dia sudah resmi jadi calon suami Difa, sebulan kemudian mereka sudah mempersiapkan pernikahan dan memulai adat istiadat dan menikah lah mereka. dan sekarang sudah punya anak satu yang ganteng. aku mencintai mereka walau tidak ada ikatan keluarga dengan Difa dan Arsil adalah MANTAN suamiku tetapi mereka sudah keluarga untukku. Ginda bagaimana hubunganku dengannya?
10 bulan setelah kejadian pagi itu, baru aku tahu perasaannya. Dia memang biasa - biasa saja waktu ketemu aku di SMA tetapi biasa - biasa saja lebih berharga kan dari pada lupa dengan aku. dia tahu aku dan saat aku sering memandang dia, dia juga merasa begitu dan dia jadi perhatiin aku dan memang tidak ada yang tahu perasaannya.
Tengah malam Arsil datang dan memberi tahu aku cinta mati dengannya, dia hanya diam tanpa respon. Dia bingung sudah bertahun - tahun masa SMA lewat kok tetap cinta malah pake mati. dia pun mengerti saat Arsil menceritakan semua dan Ginda ingin mengenalku. MENGENALKU. arsil sungguh jahat dia janji ingin bawa ginda dan aku nikah dengannya hari itu juga tapi ternyata ginda datang hanya ingin mengenalku. Dia ajak aku bicara dan kami semakin dekat dan menurutku dia tidak suka aku dan menganggap hanya teman tetapi malam itu tiba dia datang dengan pakaian seperti pemulung jelek sekali bajunya tetapi wajahnya tetap ganteng. Dia dengan soknya bicara
"Maaf mbak saya ingin mencari sampah disini?"
"Cari aja di tong sampah depan, banyak sampah"
"diluar ga ada sampah yang saya maksud"
"Ginda apa apaan sih?"
"kok kamu tau?"
"ya iya"
"aku ganteng banget ya sampai jadi pemulung pun nnga cocok"
"cocok kok, cocok banget malah, mau ngapain sih?"
"Mencari sampah?"
"Sampah apa? sampah masyarakat?"
"Perasaan kamu yang sudah kamu buang bertahun - tahun tetapi tetap kamu simpan di dalam hati kamu"
"maksud kamu?"
"Cinta kamu ke aku, yang kamu buang tetapi kamu masih menginginkan sampah itu karena kamu tidak bisa hidup tanpanya"
"Hmmm sampah itu????"
"Ada dimana? boleh aku ambil dan aku bersihkan dan aku simpan di sini?" dia memandang mataku dan menunjuk jantungnya dennga telunjuknya. sungguh aku sangat jantungan dengan tingkahnya
"apa ada tempat untuk cinta itu selain disini?" dia kembali bicara aku bingung mau ngomong apa
"sampah itu tidak jadi sampah lagi dan sudah bersih, sudah wangi, sudah segar seperti baru bahkan lebih baru sejak malam ini detik ini" di depan rumah sebelah nya ada tong sampah tempat dia memanggilku bergaya seperti pemulung, hari tanggal yang aku lupa dan bintang yang menghias malam itu dan angin yang memperindah suaraku untuk menguapkan kata - kata itu
"aku cinta kamu Fitri"
"aku... aku juga kok hehe" jawaban yang kedengaran tidak romantis padahal ginda mengatakan 3 kata itu seperti mau iku perang
lalu dia buka isi tong sampah dorong nya. di dalamnya ada bunga - bunga warna warni cantik sekali dan ada kata "will you marry me?" oh tuhan dia sungguh gila romantisnya. cowok seperti ginda yang diajak bercanda aja garing dan selalu ingin serius bisa melakukan semua ini sungguh ini sangat romantis walau ngga ada lagu 'A thousand years" -nya tetapi ini sungguh romantis. liat matanya aja udah love love selangit
berbulan - bulan aku galau, menderita dengan harapan cinta dan menangis dalam hati akhirnya cinta pun terjawabkan aku menikah dengannya hari ini. dan mulai hari ini aku jadi Ibu Fitri Ginda. Ginda yang aku tahu aibnya waktu SD dari Arsil adalah suamiku, Ginda yang tidak naik kelas adalah Suamiku, Ginda yang anak akselerasi adalah suamiku, Ginda yang lulusan paris adalah suamiku, Ginda yang jadi pemulung teromantis dan terganteng adalah suamiku dan Ginda adalah jodohku. Aku menemukan jodohku di pernikahanku dan Arsil pun begitu
-BILA KAU MENCINTAI DIA KENAPA HARUS ORANG LAIN YANG KAU JADI KORBAN ATAS KEBOHONGAN CINTAMU-
-HANYA ORANG YANG BERANI MENCINTAI YANG PANTAS UNTUK DICINTAI- (tere_liye)
Sabtu, 03 November 2012
Ratu dan Raja Seharian (Ep. 10)
Jam dinding berbunyi menggantikan suara kami berdua yang
dari tadi rebut. Arsil sudah pergi dengan mobilnya, aku masih duduk di lantai
dan sibuk mengelap air mata ini, aku Cuma ingin nangis saja, aku merasa
bebas setelah berbulan – bulan tertekan dengan
pernikahan ini. aku juga sangat malu dengan pernikahan sehari pun belum, aku
bingung mau bilang apa ke papa dan mama,
tangan dari tadi mencoba memencet nomor telepon rumah tetapi selalu gagal. Aku bingung
mau ngasih tau kabar ini gimana apa aku harus bilang “ aku sudah jadi janda Ma
Pa tetapi kalian tenang saja besok aku akan nikah lagi dengan orang yang
kucintai “ apa mereka akan senang atau sedih atau ketawa atau terkena serangan
stroke mendadak. Oh andai saja hari ini adalah mimipi, mimpi yang selalu
kunantikan aku bertemu Ginda dan Adik angkatku Fira bisa bertemu juga dengan
Arsil. Aku selalu meneritakan Ginda ke Fira atau Difa itu dan aku sebut Ginda
dengan sejelas – jelasnya tetapi kenapa Fira tidak pernah sebut nama Arsil dia Cuma
bilang coklatku “coklatku kemana kau sekarang, stroberi ini merindukanmu”
selalu itu dan itu.
1 jam aku berpikir bagaimana cara mengabarkan orangtuaku dan
aku baru ingat Difa tidak tahu alamat rumah ini. Handphone aku cari lupa sudak
ku nonaktifkan dan segera ku aktifkan. Tentu saja sudah berpuluh sms dan
kebanyakan dari Difa ada juga dari Arsil. Aku buka dulu yang dari Arsil
Ginda sudah
kutemukan! Dia sedang tidur di
apartemennya
dia sudah bangun dan dia kenal kau lebih yang kau tahu
dia sudah bangun dan dia kenal kau lebih yang kau tahu
Itu saja? Apa kabarnya
ya Cuma Ginda sudah bangun doing? Aku cek sms Difa yang semua isinya sama
Kak, jangan
lakukan hal yang bodoh, aku kesana tp tidak tau mau kemana. Aku dijalan
Aku balas sms nya dengan singkat
Dmn?
Aku pergi menyusulnya, andai aku tahu daerah yang kutempati
ini gampang saja menelepon kembali Difa dan
menyuruhnya datang dengan sendirinya. Aku bersyukur sedan paman Arsil besok baru
dipulangkan. Tiba – tiba ada lagi sms
dari Difa ternyata dia lama juga balasnya dan itu pun cukup singkat dan sulit
dimengerti
Tidak tahu
Sumpah aku benar – benar ingin ngamuk, kenapa di situasi
seperti ini makin ribet saja untuk bertemu dengannya. Kenapa Arsil begitu gampang mendapatkan Ginda
dan aku tidak. Aku dan Arsil harus punya alasan yaitu cinta kamu sudah ketemu
dan itulah jodoh kami
Mau kemana? Aku
akan menyusul, aku sudah dijalan kok
Tidak lama ada lagi balasannya. Yang membuat aku tercengang
Ipukandra
Oh tuhan dia kesana, kenapa baru sekarang atau jangan –
jangan dia sudah tahu dan diam – diam saja.
Kau tahu
tempatnya? Tunggu aku akan menyusul, kami semua di kota kenapa kesana adikku? Apa
yang kau cari?
Aku menambah
kecepatan berusah cepat dan bisa menyusulnya. Arsil dikota semua keluarga di
kota yang di Ipukandra hanyalah saksi saja. Tiba – tiba ada telepon dari Difa,
aku berhenti di pinggir jalan yang memang sudah sangat sepi tetapi aku harus
bicara serius dengan Difa lebih serius dari mengendarai mobil dari
eropa ini.
“Dek, kamu ngapai kesana?”
“Kak aku bingung sekali tadi mau kemana, nelpon kakak gak
bisa, sms gak balas malah pending terus, dan aku ngga tahu kalian tinggal mana,
ya sudah aku pergi saja ke kampungnya dia mungkin kalian disana.”
“ya ampun, maaf ya salah kakak. Kamu tahu kampungnya dimana?
Kakak sudah keluar dari kota. Kamu diamana?”
“aku tahu, kakak ga papa?”
“tahu? Sejak kapan? Aku gak papa kalau kamu juga gak papa”
“sejak dia cerita ipukandra itu, memang aku belum pernah
kesana tapi aku tahu posisinya aku bisa baca peta kok”
“oh, kakak akan menyusul pokoknya kamu tunggu kakak disana
ya?”
“sama siapa?”
“sendiri”
“oke”
Selesai pembicaraan ini. aku hidupkan lagi dan ngebut sekali dan berhenti mendadak kembali. Lupa dengan Arsil aku harus adil
Difa di
Ipukandra, dia tahu ipukandra dimana tanpa harus kesana dulu
Selesai sms Arsil aku kembali jalan, ipukandra akan menjadi
saksi endingnya cerita ini. entah apa
kabar ipukandra sekarang seorang anak yang mengubah hutan menjadi kampung yang
indah. Kelihatan sekali kalau itu hanya
dongeng yang tidak nyata tetapi akankah
kisah ini jadi dongeng cinta yang
nyata? Difa tahu pasti jawabannya.
Sekitar 3 jam perjalanan akhirnya aku sampai sudah pagi dan
aku berhenti untuk sholat. Aku menelepon kembali Difa. Dan tanpa disangka dia
ada di Findation perusahaan itu, perusahaan pertama kali Arsil dirikan. Aku kembali
mengejarnya
Difa sedang duduk didepan gedung besar itu. Duduk termenung
di tulisan FINDATION kelihatan dia habis nangis.
“Kak gimana kabar kakak? Baik – baik saja kan? Apa yang
terjadi? Maaf aku malah buat repot”
“aku baik kok, aku cerai dengan Arsil, tidak apa – apa ini
tempat yang bagus untuk menyelesaikan masalah ini”
“benar – benar cerai? Karena aku?”
“bukan, karena cinta”
“dia cinta kau dan aku cinta orang lain”
“lalu kenapa nikah?”
“karena aku dan dia sudah waktunya nikah tetapi bukan pada
orang yang benar”
“kak ini jodoh lho jangan main – main, aku gak papa aku oke
kok, aku senang kalau kakan senang dia
bukan milikku kalau dia milikku kenapa kami tidak dipertemukan kembali”
“Di pernikahan aku dan Arsil lah kalian di pertemukan. Fir, aku gak bahagia sama dia. Kamu gak oke
kamu nangis kan?”
“aku nangis? “
“kamu kesini dan duduk disini karena kamu baru tahu kalau
ini untuk kamu kan?”
“ apa nya yang untuk aku?”
“kamu ngapai ke gedung besar ini dan duduk di namanya lagi?”
“ aku tahu ini gedung
paling besar dan satu – satunya disini jadi ya ketemu disini sepertinya pas”
“kan kalian jodoh”
“ini Arsil?”
“Iya buat kamu, buat masa depan kalian berdua bukan aku.”
“Pantesan disini ada nama aku” Difa menunjuk
bagian bawah nama besar itu dan memang ada namanya DIFARA NURSAN
Aku dan Difa masuk
kedalam dan duduk di taman gedung ini. tamannya kecil dan hanya ada bangku
kecil untuk dua orang atau ini seperti
dia duduk dengan Difa menceritak
pentingnya sekolah yang mebuatnya dia jatuh hati pada Difa. Aku rasa iya
Arsil datang dengan
mobilnya dan didalamnya ada orang lain. Jlegk jantung ini mulai resek buat
tidak tenang. Aku lihat ke Difa dia lebih tidak tenang.
Arsil datang dan Ginda turun dari mobil. Oh tuhan aku
rasakan apa yang Arsil rasakan dulu ditaman kampusnya bersama Difa dulu. Rasa rindu ini meluap hingga aku lupa aku ini
siapa.
Arsil diam, aku diam, Difa diam, dan Ginda yang baru datang
pun diam. Diam benar – benar situasi yang paling kubenci saat ini sungguh
menyiksa lebih menyiksa saat Arsil bilang cerai. Aku ingin bilang “ hai gimana
perjalanannya melelahkankah?” atau “kalian udah sarapan” atau “aku mau pulanggg
aku mau mama aku benar – benar takutt”
Syukur Arsil mulai ngomong, mulutnya terbuka dan keluar
adalah
“aku bawa kunci gedung ini, apa mau dibuka?” untuk apa dia
berkata seperti itu. Memang kunci gedung tiu bisa buka isi hati kami tanpa
harus ngomong dulu. Semua masih tetap diam dan aku menunduk tidak berani
memandang dua cowok di depanku.
“hmm maaf Fit, aku tidak bisa memenuhi janji aku” Arsil
kembali mencoba berbicara
“aku yang salah, aku tidak berhasil membawa nya ke kamu”
“kau berhasil kok malah sangat berhasil” Arsil memandang
Difa yang terus menunduk kelihatan Difa sangat kebingungan dan Arsil seperti
ingin memeluk Difa
Aku memutuskan pergi dan membiarkan Arsil duduk disebelah
Difa. Sungguh aku sama sekali tidak pantas untuk cemburu tetapi aku makin salah
tingkah seperti ABG karena Ginda yang
seperti patung.
“aku mau cari sarapan di sekitar sini dulu ya, aku lapar”
Arsil mengangguk dan hup! Duduklah dia disebelah Difa.
“Aku juga mau cari sarapan” oh Tuhan aku benar – benar rindu
suara ini. Ginda ikut jalan bersamaku
Aw aw situasi ini sungguh sangat pas sudah dua dan
dua. Ini kah takdir???
#TAMAT
Langganan:
Postingan (Atom)