Kamis, 08 November 2012

EPILOG

#15 bulan kemudian

Hari yang paling membahagiakan.  paling paling paling dan paling istimewa. yang selalu ku tunggu-tunggu sejak keteme dia hehe, aku berdiri memakai pakaian yang aku desain sendiri dan setahun lah pembuatannya bukan karena salah jahit karena bukan aku yang jahit tetapi aku yang sibuk mencari desain mana yang perfect buat aku hari ini. gedung dengan decor yang aku impikan, wajah yang menurutku tercanrik hari ini dan yang buat paling, paling, paling dan paling itu orang disebelahku, kacamata tebalnya, wajah manisnya, kulit coklatnya dan rasa yang spesial untuknya. Ginda sangat ganteng lebih ganteng dengan yang 15 bulan lalu. dia sudah menjadi suamiku seminggu yang lalu dan hari resepsinya atau syukurannya lah.

Sudah giliran Arsil untuk memberi selamat (salaman) dan juga Difa atau Fira serta si kecil yang ganteng, imut dan unyu unyu banget. Jilo masih setengah tahun dan masih digendong, aku dipanggil bunda sama Jilo walau Jilo belum bisa bicara tetapi sudah diajarkan oleh ayah dan ibuk nya. Aku sudah dekat dengan anak Arsil dan Difa ini sejak lahir dia sudah dekat denganku sebenarnya aku yang membantu Difa melahirkan dan aku menjadi bidan dadakan. begini ceritanya

malam itu seperti biasa aku jalan - jalan ke mall untuk mencari properti pernikahanku dan kebetulan jalanan macet dan aku belok ke rumanh Arsil yang kebetulan juga dekat dengan mall. waktu datang mereka sedang ribut memberi nama untuk jagoan dalam perut Difa dan aku datang menambah keributan. aku ingin nama anak mereka Zero tohero karena aku senang dengan buku ini dan inginnya anak ini menjadi hero tetapi bapaknya marah besar dikira mereka penerbit buku. emaknya lebih marah dan ganti dengan Milov yang dari kata My Love, jadilah keributan Zero Tohero VS Milov  dan bapaknya pun menengahi dan bilang namanya terlalu sok kebulean dan dia mau nya Kudin Darmawan dan dengan lantang Difa teriak "Tidaaaakkkkk tidakkk aduhhh" aku kira Difa marah dan tidak suka nama itu dan aku juga ikut teriak "Tidakkk itu nama gak keren, udinnn tidakkkk" dan difa terus berteriak ternyata dia sakit perut dan kami semua panik. Difa panik teriak "Anakkku mau keluar Milov mau keluar cepat cari bantuan", aku lari sana sini panik sambil ngomong " duhh zero to hero kamu pasti kuat tenang tante akan menyelamatkanmu" dan bapaknya lebih parah mengambil mikrofon di ruangan tv dan menghidupkannya dan seperti pengumuman di masjid memberitakan bahwa Kudin Daramawan sebentar lagi akan lahir. Tambah keras lah teriakkan Difa dan syukurnya Difa memberi kami petunjuk. Bawa dia ke mobil dan ke rumah sakit.
sialnya baru beberapa menit jalan kami sudah terjebak di kemacetan yang padat tidak bisa mundur, maju maupun keatas. Difa semakin teriak dan dia gak kuat lagi. Aku disebelahnya kebingungan. Arsil keluar dan mencari bantuan manatau ada polisi yang bisa mengawal mobilnya untuk keluar dari kemacetan seperti petinggi - petinggi negara itu.. Sudah sejam dan wajah Difa semakin pucat. aku yang hanya sekolah ekonomi saja dan belum pernah hamil bingung mau lakukan apa. Didalam mobil ada laptop dan aku membuka video orang melahirkan. Aku panggi Arsil yang sibuk lari sana lari sini kusurh dia beli kain, air, bak, gunting, peralatan P3K, dia pergi ke swalayan terdekat tidak lama dia datang tanpa ada ketinggalan dan anehnya tidak dikemas seperti nya dia lupa bayar. Kututup pintu dan jendela mobil dan Bismillah aku menjadi bidan dadakan. ternyata muda karena Zilo memang kebelet memang ingin keluar dan di mobil juga di adzankan. semua korban kemacetan keluar dari mobil dan menonton Zilo yang baru lahir. karena aku yang membantu Difa maka mereka dengan pasrah membiarkan aku yang ngasih nama Zilo Firdaus Habibillah. Dan aku yang pertama kali melihat wajah Zilo yang merah sambil menangis aku juga ikut menangis.

Arsil memang beruntung setelah pagi di FOUNDATION itu dia sudah resmi jadi calon suami Difa, sebulan kemudian mereka sudah mempersiapkan pernikahan dan memulai adat istiadat dan menikah lah mereka. dan sekarang sudah punya anak satu yang ganteng. aku mencintai mereka walau tidak ada ikatan keluarga dengan Difa dan Arsil adalah MANTAN suamiku tetapi mereka sudah keluarga untukku. Ginda bagaimana hubunganku dengannya?
10 bulan setelah kejadian pagi itu, baru aku tahu perasaannya. Dia memang biasa - biasa saja waktu ketemu aku di SMA tetapi biasa - biasa saja lebih berharga kan dari pada lupa dengan aku. dia tahu aku dan saat aku sering memandang dia, dia juga merasa begitu dan dia jadi perhatiin aku dan memang tidak ada yang tahu perasaannya.
Tengah malam Arsil datang dan memberi tahu aku cinta mati dengannya, dia hanya diam tanpa respon. Dia bingung sudah bertahun - tahun masa SMA lewat kok tetap cinta malah pake mati. dia pun mengerti saat Arsil menceritakan semua dan Ginda ingin mengenalku. MENGENALKU. arsil sungguh jahat dia janji ingin bawa ginda dan aku nikah dengannya hari itu juga tapi ternyata ginda datang hanya ingin mengenalku. Dia ajak aku bicara dan kami semakin dekat dan menurutku dia tidak suka aku dan menganggap hanya teman tetapi malam itu tiba dia datang dengan pakaian seperti pemulung jelek sekali bajunya tetapi wajahnya tetap ganteng. Dia dengan soknya bicara
"Maaf mbak saya ingin mencari sampah disini?"
"Cari aja di tong sampah depan, banyak sampah"
"diluar ga ada sampah yang saya maksud"
"Ginda apa apaan sih?"
"kok kamu tau?"
"ya iya"
"aku ganteng banget ya sampai jadi pemulung pun nnga cocok"
"cocok kok, cocok banget malah, mau ngapain sih?"
"Mencari sampah?"
"Sampah apa? sampah masyarakat?"
"Perasaan kamu yang sudah kamu buang bertahun - tahun tetapi tetap kamu simpan di dalam hati kamu"
"maksud kamu?"
"Cinta kamu ke aku, yang kamu buang tetapi kamu masih menginginkan sampah itu karena kamu tidak bisa hidup tanpanya"
"Hmmm sampah itu????"
"Ada dimana? boleh aku ambil dan aku bersihkan dan aku  simpan di sini?" dia memandang mataku dan menunjuk jantungnya dennga telunjuknya. sungguh aku sangat jantungan dengan tingkahnya
"apa ada tempat untuk cinta itu selain disini?" dia kembali bicara aku bingung mau ngomong apa
"sampah itu tidak jadi sampah lagi dan sudah bersih, sudah wangi, sudah segar seperti baru bahkan lebih baru sejak malam ini detik ini" di depan rumah sebelah nya ada tong sampah tempat dia memanggilku bergaya seperti pemulung, hari tanggal yang aku lupa dan bintang yang menghias malam itu dan angin yang memperindah suaraku untuk menguapkan kata - kata itu
"aku cinta kamu Fitri"
"aku... aku juga kok hehe" jawaban yang kedengaran tidak romantis padahal ginda mengatakan 3 kata itu seperti mau iku perang
lalu dia buka  isi tong sampah dorong nya. di dalamnya ada bunga - bunga warna warni cantik sekali dan ada kata "will you marry me?" oh tuhan dia sungguh gila romantisnya. cowok seperti ginda yang diajak bercanda aja garing dan selalu ingin serius bisa melakukan semua ini sungguh ini sangat romantis walau ngga ada lagu 'A thousand years" -nya tetapi ini sungguh romantis. liat matanya aja udah love love selangit

berbulan - bulan aku galau, menderita dengan harapan cinta dan menangis dalam hati akhirnya cinta pun terjawabkan aku menikah dengannya hari ini. dan mulai hari ini aku jadi Ibu Fitri Ginda.  Ginda  yang aku tahu aibnya waktu SD dari Arsil adalah suamiku, Ginda yang tidak naik kelas adalah Suamiku, Ginda yang anak akselerasi adalah suamiku, Ginda yang lulusan paris adalah suamiku, Ginda yang jadi pemulung teromantis dan terganteng adalah suamiku dan Ginda adalah jodohku. Aku menemukan jodohku di pernikahanku dan Arsil pun begitu

-BILA KAU MENCINTAI DIA KENAPA HARUS ORANG LAIN YANG KAU JADI KORBAN ATAS KEBOHONGAN CINTAMU-
-HANYA ORANG YANG BERANI MENCINTAI YANG PANTAS UNTUK DICINTAI- (tere_liye)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar