Assalamualaikum para blogger
mau cerita tentang problema jaman sekarang dengan kemajuan teknologi, teknologi ternyata bisa jadi tempat bercentilnya kota lhoooo.. cekidot
Aku yang baru bangun dari tidur
siang melotot melihat layar hp yang tidak ada pesan, bbm, wa, line dan notif
dari semua social media yang aku punya, heran punya banyak social media tapi
sedikit yang nge-hubungi. Aku pun langsung ke kamar mandi berwudhu sholat ashar
sebelum kebablasan tidur lagi. Sehabis sholat aku merasa lapar tapi ntarlah aku
mau main dengan hp sebentar. 30 menit kemudian barulah aku meletakkan hp
kembali ketempatnya. Saat makan aku baru menyadari ada yang salah main hp tadi,
aku tadi nge-tweet kalau aku mau nonton dan sekarang aku makan. Ahhh problema
anak jaman sekarang adalah apa-apa dishare ntah ada yang peduli atau tidak tapi
menurutnya pasti ada yang mau peduli. Dari salah nge-share kegiatan aku nge-cek
lagi hp ternyata tidak ada notif di twitter aku. Ah memang tidak yang peduli
dan tidak penting juga. Aku bersiap-siap jogging ke sekitar komplek perumahan
sebelah karena rumahku bukan perumahan dan susah buat dikelilingi jadi numpang
jogging di perumahan lain.
Saat asyik-asyiknya jogging aku
berpas-pasan dengan pemuda kalau aku panggil dia “bang” yang lumayan cakep
ditambah pakai celana pendek yang sampai menutupi lutut + sepatu yang keren. Aku
hanya bilang dia keren kok gak lebih. Tetapi sayang bukan pemuda itu saja yang
bilang ku keren om-om yang baru pulang dari kantor dengan pakaian kemeja,
berdasi, celana dasar lurus rapi tak bergaris sedikit pun dan sepatu hitam
kilat. Aku hanya bilang om ini gentlemen banget gak lebih dari itu. Setelah itu aku melewati pos satpam perumahan ini
kebetulan dia tahu aku tinggal disekitar perumahan ini jadi diboleh keluar
masuk seenaknya dan pak satpam ini punya wajah yang menarik enak dilihat. Aku hanya
bilang dia cakep kok gak lebih.
Dari ketiga pria yang kulihat
tadi semuanya aku suka, aku tau mereka lebih dari mereka duga dan kalian duga
juga. Kalian tahu selama 30 menit aku main hp aku men-stalking 3 pria ini di
social media. Kalau pemudan jogging itu aku tau dia akan jogging karena dia janjian
bareng temannya lewat twitter, si om-om ganteng aku tahu dia pulang sore dari
tempat kerjanya karena dia mem-posting foto rapatnya dan caption nya “pulang
cepat” aku tahu cepat itu jam berapa pulangnya. Kemudian pak satpam tanpa
men-stalk pun aku tahu dia ada disana tetapi ada yang lebih aku tahu dia sedang
sedih karena motor kreditnya akan ditarik karena gak dibayar-bayar tagihannya,
terlihat dari wajah murungnya tadi. Nah kau tahu sekarang kenapa aku jogging dengan
salah fokus ketiga pria ini.
Terbalik dari cara aku stalking
mereka bertiga, disaat ketemu atau berpas-pas mereka aku sebagaimana manusia
tak pernah membuka atau menulis nama mereka di kolom yang ada gambar lup nya. Aku
tidak tersenyum sumringah depan mereka, menunduk sedikit kepala, menegur apa
lagi. Aku hanya bisa melihat mereka dari kejauhan dan saat berdekatan aku tidak
mau melihatnya, aku hanya bisa liha punggungnya atau aku hanya bisa bilang “
permisi ya pak” tanpa perlu pakai senyum.
Beginilah aku secentil ini aku berbuat di dalam diri. Aku sibuk
mencari perhatian dengan hati-hati sampai aku pura-pura menjadi orang yang
tidak centil. Aku sibuk mencari apa yang dilakukannya diluar padahal orang yang
kucari kenal aku saja tidak. aku dengan segenap rasa malu menghabiskan waktuku
hanya untuk tidak malu-malu mencari tahu tentangmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar