Sabtu, 20 Oktober 2012

Ratu dan Raja Seharian (Ep. 8)



“Aku tidak punya cerita menarik kayak kamu, masa kanak – kanak aku biasa saja seperti yang lain main boneka, masak – masakan, Barbie – Barbiean, dandan, dan main karet.  Saat SD aku beda dengan kamu aku paling semangat sekolah, pernah waktu berumur 4 tahun aku minta beliin baju SD karena tidak sabar mau sekolah. SD aku berjalan lancar – lancar saja, punya  teman dekat yang berganti – ganti, aku orangnya cepat bosan waktu itu. Masa SD aku Cuma punya kenang – kenangan juara menggambar 3 tahun berturut – turut, juara 3 besar terus dan suka nampil tari. Aku masuk ke SMP 3 dekat rumahku, di SMP aku ikut MOS ya betul katamu aku pakai aksesoris yang tidak jelas dan apa gunanya tidak penting.  Tetapi aku dapat pacar gara – gara MOS hahaha”
“SMP?? Baru kelas satu?”
“hahaha aku cepat gedenya jadi kecil – kecil sudah tahu pacaran. Nama pacar pertamaku Faris dia kakak kelasku yang ganteng sekali. Aku merasa jadi cewek paling beruntung di SMP ku jadi lah aku merasa cantik  sekolah itu dan teman – temanku juga pada ….”
“Centil?”
“Iya, kami cewek paling top dan agak selengekan disana. Hubungan aku dengan pacar pertamaku Cuma 5 bulan. 5 bulan yang menyenangkan. Setelah 2 bulan jomblo aku pun dapat pacar lagi teman sekelas ku sendiri.  Kami pacaran sampai kelas dua dan di awal kelas dua kami putus gara – gara berpisah kelas hahaha lucu sekali kami tidak sanggup harus jarak jauh kelas.”
“Siapa namanya?”
“Jamal dia anak nakal dikelasku tapi dia baik kok, lalu selama kelas dua aku tidak  terlalu peduli dengan cowok – cowok  dan saat kelas tiga baru lah aku punya pacar lagi namanya Tano dia itu anak SMA, dia tau aku dari friendster  dan ketemuan lalu cocok gitu. Sampai lulus aku masih bersama Kak Tano, aku masuk SMA favorit di kota ini. Alhamdullilah aku lulus teman – temanku yang lain tidak ada yang lulus jadilah aku sendiri disana. Memang sekolah itu lumayan jauh dari rumah tetapi kalau ditanya sekolah dimana Fitri? Di SMA DR rasanya bangga juga”
“Tano SMA disitu?”
“Iya dia disana, dialah yang maksa aku sekolah disana katanya aku lebih baik disana karena dia tahu isi lapor ku. Disana ada kelas akselerasi untung aku tidak masuk kelas itu. Aku yang dulunya suka bercentil ria masa’ harus belajar keras biar bisa 2 tahun lulus SMA. Pacar ku yang pertama kali aku bawa kerumah ada Kak Tano, dia baik sekali dan aku yakin dia ini punya sopan santun yang tinggi maka aku beranikan ajak dia kerumah. Bahkan aku kenalkan ke Kakekmu. Saat dia lagi di Kota sepertinya saat itu kamu masih SMP karena kakek belum menetap disini. Hubungan aku dengan dia juga paling baik daripada dengan yang lain dan dia juga pacar terakhirku.”
“Hah? Kenapa?”
“Iya saat kelas tiga aku menemukan sosok yang beda, dia sungguh keren Sil, gaya bicaranya pun buat dia jadi  orang yang  apalah pokoknya benar – benar buat aku mikir dia terus. Dia anak akselerasi saat aku kelas  dua dia baru masuk. Aku selidiki dia lewat friendster    ternyata saat SMP dia juga Akselerasi daerah kota lain. Dia dulunya tinggal di kota ini tapi sepertinya dia pindah terus balik lagi. Aku sungguh mencari tahu dia itu. Sampai aku lupa Kak Tano ada, aku kelas tiga mau ujian dan Kak Tano sibuk dengan kuliahnya kami pun putus. Sebenarnya tidak bukan itu juga mungkin memang bosan kali ya Kak Tano juga sepertinya sudah punya yang baru dikampusnya kelihatan dari status facebooknya bukan friendster lagi.  Walau sudah tidak berhubungan aku tetap menghormati dan menghargai Kak Tano, dia baik sekali dan karena dia juga lah aku jadi berubah dari anak centil jadi anak normal dan masuk SMA DR.  Eh, tadi Kak Tano ada lho di bawa istri dan anak pertamanya yang masih bayi lagi, kau tahu tidak?” aku jadi bertanya ke Arsil takut dia ketiduran mendengar ceritaku
“Yang mana ya?” dia  mengingat
“ yang pakai batik”
“Rata – rata juga pada pakai Batik Fit” aku cengir saja
“Yang ganteng dan istrinya cantik, anaknya aku gendong dan tidak nangis sepertinya itu anak tau aku mantan bapaknya”
“ohhh iya ya, pantasan laki – laki itu kayak kenal dekat sama kamu tapi ya tadi istrinya kayaknya gak senang liat kamu gendong bayi itu dari bapaknya, kayaknya dia cemburu. Pantasan kamu mantannya”
“Hehehe abis lucu banget anaknya, kan Kak Tano sudah kuanggap abang sendiri”
“Terus gimana dengan dia, kamu pacaran gak sama dia?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar