“Aku tidak punya cerita menarik kayak kamu, masa kanak –
kanak aku biasa saja seperti yang lain main boneka, masak – masakan, Barbie –
Barbiean, dandan, dan main karet. Saat
SD aku beda dengan kamu aku paling semangat sekolah, pernah waktu berumur 4
tahun aku minta beliin baju SD karena tidak sabar mau sekolah. SD aku berjalan
lancar – lancar saja, punya teman dekat
yang berganti – ganti, aku orangnya cepat bosan waktu itu. Masa SD aku Cuma
punya kenang – kenangan juara menggambar 3 tahun berturut – turut, juara 3
besar terus dan suka nampil tari. Aku masuk ke SMP 3 dekat rumahku, di SMP aku
ikut MOS ya betul katamu aku pakai aksesoris yang tidak jelas dan apa gunanya
tidak penting. Tetapi aku dapat pacar
gara – gara MOS hahaha”
“SMP?? Baru kelas satu?”
“hahaha aku cepat gedenya jadi kecil – kecil sudah tahu
pacaran. Nama pacar pertamaku Faris dia kakak kelasku yang ganteng sekali. Aku
merasa jadi cewek paling beruntung di SMP ku jadi lah aku merasa cantik sekolah itu dan teman – temanku juga pada ….”
“Centil?”
“Iya, kami cewek paling top dan agak selengekan disana.
Hubungan aku dengan pacar pertamaku Cuma 5 bulan. 5 bulan yang menyenangkan.
Setelah 2 bulan jomblo aku pun dapat pacar lagi teman sekelas ku sendiri. Kami pacaran sampai kelas dua dan di awal
kelas dua kami putus gara – gara berpisah kelas hahaha lucu sekali kami tidak
sanggup harus jarak jauh kelas.”
“Siapa namanya?”
“Jamal dia anak nakal dikelasku tapi dia baik kok, lalu
selama kelas dua aku tidak terlalu
peduli dengan cowok – cowok dan saat
kelas tiga baru lah aku punya pacar lagi namanya Tano dia itu anak SMA, dia tau
aku dari friendster dan ketemuan lalu
cocok gitu. Sampai lulus aku masih bersama Kak Tano, aku masuk SMA favorit di
kota ini. Alhamdullilah aku lulus teman – temanku yang lain tidak ada yang
lulus jadilah aku sendiri disana. Memang sekolah itu lumayan jauh dari rumah
tetapi kalau ditanya sekolah dimana Fitri? Di SMA DR rasanya bangga juga”
“Tano SMA disitu?”
“Iya dia disana, dialah yang maksa aku sekolah disana
katanya aku lebih baik disana karena dia tahu isi lapor ku. Disana ada kelas
akselerasi untung aku tidak masuk kelas itu. Aku yang dulunya suka bercentil
ria masa’ harus belajar keras biar bisa 2 tahun lulus SMA. Pacar ku yang
pertama kali aku bawa kerumah ada Kak Tano, dia baik sekali dan aku yakin dia
ini punya sopan santun yang tinggi maka aku beranikan ajak dia kerumah. Bahkan aku
kenalkan ke Kakekmu. Saat dia lagi di Kota sepertinya saat itu kamu masih SMP
karena kakek belum menetap disini. Hubungan aku dengan dia juga paling baik
daripada dengan yang lain dan dia juga pacar terakhirku.”
“Hah? Kenapa?”
“Iya saat kelas tiga aku menemukan sosok yang beda, dia
sungguh keren Sil, gaya bicaranya pun buat dia jadi orang yang
apalah pokoknya benar – benar buat aku mikir dia terus. Dia anak
akselerasi saat aku kelas dua dia baru
masuk. Aku selidiki dia lewat friendster
ternyata saat SMP dia juga Akselerasi daerah kota lain. Dia dulunya
tinggal di kota ini tapi sepertinya dia pindah terus balik lagi. Aku sungguh
mencari tahu dia itu. Sampai aku lupa Kak Tano ada, aku kelas tiga mau ujian
dan Kak Tano sibuk dengan kuliahnya kami pun putus. Sebenarnya tidak bukan itu
juga mungkin memang bosan kali ya Kak Tano juga sepertinya sudah punya yang
baru dikampusnya kelihatan dari status facebooknya bukan friendster lagi. Walau sudah tidak berhubungan aku tetap
menghormati dan menghargai Kak Tano, dia baik sekali dan karena dia juga lah
aku jadi berubah dari anak centil jadi anak normal dan masuk SMA DR. Eh, tadi Kak Tano ada lho di bawa istri dan
anak pertamanya yang masih bayi lagi, kau tahu tidak?” aku jadi bertanya ke
Arsil takut dia ketiduran mendengar ceritaku
“Yang mana ya?” dia
mengingat
“ yang pakai batik”
“Rata – rata juga pada pakai Batik Fit” aku cengir saja
“Yang ganteng dan istrinya cantik, anaknya aku gendong dan
tidak nangis sepertinya itu anak tau aku mantan bapaknya”
“ohhh iya ya, pantasan laki – laki itu kayak kenal dekat
sama kamu tapi ya tadi istrinya kayaknya gak senang liat kamu gendong bayi itu
dari bapaknya, kayaknya dia cemburu. Pantasan kamu mantannya”
“Hehehe abis lucu banget anaknya, kan Kak Tano sudah
kuanggap abang sendiri”
“Terus gimana dengan dia, kamu pacaran gak sama dia?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar